Blogroll

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 16 Oktober 2018

Ratusan Usaha Kerajinan Skala Ekspor Kumpul di JCC

Ratusan usaha kerajinan skala ekspor kumpul di Jakarta Convention Center (JCC) dalam pameran Crafina 2018. Mengusung tema Natural Resource to Creative Products for Lifestyle, pameran ini khusus menampilkan produk hasil kerajinan khas Indonesia. 

Dari pantauan detikFinance, beberapa produk begitu menarik perhatian, yaitu Tas Kulit Buaya Papua, tas rotan, Mutiara Lombok, tas rajut, pernak pernik perhiasan, tas anyaman, kerajinan kerang sampai kayu ukiran yang berjajar yang di tata rapi dipamerkan di dalam gedung JCC, Jakarta Selatan. 

Berbagai produk yang ditampilkan dibuat manual dengan tangan alias handmade, seperti salah satu pengrajin tutup saji asal Tangerang menawarkan, harga dari Rp 85.000 - Rp 300.000. 

Salah satu peserta pameran Nina Yulianti mengatakan sejak hari pertama pameran kerajinannya sudah banyak dibeli orang. 

"Kebanyakan pembelinya lokal," jelas dia Minggu (14/10/2018).

Nina membuat tutup saji dengan berbagai ukuran. Mulai dari diameter kecil untuk ukuran satu piring, kemudian ukurannya sedang untuk ukuran tiga piring, sampai tudung saji ukuran besar. Selain itu ia juga membuat tutup dispenser dengan motif yang begitu menarik. 

Ia juga tampak memodifikasi tutup sajinya dengan corak-corak yang menarik. Beberapa diantaranya bergambar bunga. Ada pula bentuk lain yang terbuat dari brukat yang tipis, sehingga tampak transparan.

Selain itu di dalam pameran ini, ada pula tas rotan yang dibentuk boneka-boneka lucu. Salah satu penjaga stand doots' tas rotan Yulita mengatakan, berbagai bentuk tas tas unik ini dijual dari harga Rp 200.000 sampai Rp 700.000.

Selain tas, rotan ini juga dibentuk untuk tempat baju sampai pajangan. Usaha kerajinan ini berasal dari Tangerang ini tampaknya banyak menarik perhatian pembeli anak-anak dan juga remaja.

"Kebanyakan yang beli itu tas," kata dia.

Meski sudah memasuki jadwal pameran di hari terakhir setelah tanggal 10 Oktober lalu acara ini dibuka, pameran ini tampak ramai dikunjungi.
Share:

Program Kewirausahaan SMAN 4 Kota Cirebon Jadi Percontohan Sekolah Lain di Jawa Barat

SMA Negeri 4 Kota Cirebon menggelar Sosialisasi Program Kewirausahaan (PKWU) angkatan ke-2 pada warga sekolah & sekolah imbas, Jumat (10/8/2018). PKWU ini merupakan program unggulan, yang sudah dikenal dan menjadi percontohan bagi sekolah lain di Jawa Barat.


"Alhamdulillah PKWU angkatan pertama sudah sangat baik. Mereka sudah bisa mandiri dan kini saatnya menularkan ke generasi baru kelas 10 agar bisa mengikuti jejak mereka," ungkap Kepala SMA Negeri 4 Kota Cirebon, Dr. H. Suroso, M. Pd, kepada About Cirebon.
Dia mengaku bangga, anak-anaknya kini sudah memiliki kreativitas, inovasi, dan kemampuan entreupreneur yang bagus sehingga bisa menjadi bekalnya kelak saat lulus dari SMA. Mereka sudah terbentuk mindsetnya dan memiliki kemampuan berbisnis di kemudian hari.
"Mereka ini luar biasa, dari modal awal Rp1 juta, bisa mengembangkan sampai 300% atau 3 kali lipat. Omzet nya bisa mencapai Rp3 juta," tegasnya.
Meskipun kedepannya tidak ada lagi kucuran dana dari pemerintah terkait, Suroso ingin tetap melanjutkan program ini dengan dana komite sekolah. Karena banyak hal positif yang bisa dirasakan oleh anak didiknya. Bahkan diakuinya, saat ini SMA Negeri 4 Kota Cirebon menjadi percontohan PKWU di Jawa Barat.
"Saya bisa katakan bahwa SMA 4 ini PKWU paling sukses di Jawa Barat. Karena sistem PKWU kita memang didasari dari awal pembuatan perusahaan, pengajuan dana lewat proposal, sampai ke produksi, pemasaran, dan lainnya dikelola oleh anak-anak, kita hanya memantau dan memberi masukan saja," paparnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kehumasan, Yeni Nuriyani, M. Pd, mengatakan di periode kedua ini dia berharap akan lebih baik dari sebelumnya. Bahkan tahap kedua ini akan dimatangkan secara informasi dan teknologi dengan mendesain logo, membuat undangan, atau hal lainnya.
"Jadi nanti setiap kelompoknya akan dimatangkan secara corel draw, untuk bisa mendesain sendiri logo dan lainnya. Agar ada tim grafis sendiri di tiap perusahaan yang dikelola anak-anak, dan bisa menularkan kepada anggota yang lain," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, PKWU angkatan pertama melakukan presentasi berupa sharing pengalaman kepada siswa baru. Mereka pun menyambut antusias dan berinteraksi langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Share:

SMA Muhammadiyah Tasikmalaya Studi Banding PKWU ke SMAN 4 Cirebon

Mendidik anak-anak menjadi wirausaha muda sejak dini terus dikembangkan oleh SMA Negeri 4 Kota Cirebon. Dua tahun belakangan ini, siswa kelas X sudah banyak menjadi direktur/CEO perusahaan di Prakarya dan Kewirausahaan SMA Negeri 4 Kota Cirebon.


Banyaknya pengalaman yang dimiliki, menjadikan para guru dan pembimbing PKWU dari SMA Muhammadiyah 1 Tasikmalaya mengadakan studi banding ke SMA Negeri 4 Kota Cirebon. Tentu saja hal ini disambut baik oleh Kepala SMA Negeri 4 beserta jajarannya.
"Bagi SMA Muhammadiyah 1 Tasikmalaya, kegiatan ini baru pertama kali diikuti pelatihannya di Bandung beberapa waktu lalu, dan saat di sana ada pembimbing PKWU dari Cirebon yaitu bu Yeni yang sudah berjalan 2 tahun di sekolahnya, lalu saya mulai berkeinginan melakukan studi banding ke Cirebon," papar Kepala SMA Muhammadiyah Tasikmalaya, Ena Mulyana, S. Pd., MM., kepada About Cirebon.
Dalam kegiatan studi banding tersebut, Ena Mulyana beserta rekan-rekannya menyaksikan langsung presentasi dari para CEO dan Direktur perusahaan di PKWU SMA Negeri 4. Semua dijelaskan mulai dari pembentukan tim, perencanaan anggaran, pelaksanaan, pemasaran, hingga pada pembuatan laporan.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 4 Kota Cirebon, Dr. H. Suroso, M. Pd., MM., mengaku senang dan bangga kepada peserta didiknya yang mau menekuni wirausaha. Dengan mengikuti kegiatan ini, pihak sekolah juga secara tidak langsung mendidik siswa agar pandai membagi waktu, mengelola keuangan dengan baik, dan juga menyiapkan mental enterpreneurship saat dewasa nanti.
"Waktu awal pembentukan PKWU ini dari 320 siswa dibagi kedalam 40 kelompok. Masing-masing kelompok diberikan modal Rp1 juta untuk mengembangkan usahanya. Ada yang di bidang makanan, aksesoris, oleh-oleh, fashion, dan lainnya," jelasnya.
Namun dari ke-40 kelompok ini tidak semuanya berjalan dengan baik. Artinya ada beberapa kelompok yang modalnya tidak berputar, managementnya kurang baik, dan lain sebagainya. Namun Suroso memakluminya sebagai pembelajaran bagi anak-anak. Tapi dibalik itu semua, banyak pula yang penjualannya mencapai omzet berlipat-lipat dari modal awal.
"Melihat semangat para siswa PKWU, kami berinisiatif membuka Kantin Putih Abu sebagai tempat praktek mereka berjualan dengan tempat yang representatif dan juga nyaman," tambahnya.
Pembina PKWU SMA Negeri 4, Yeni Nuriyani, M. Pd., mengatakan memang tidak mudah menumbuhkan jiwa wirausaha pada usia anak SMA kelas X, tapi berkat dukungan dan semangat para guru, sehingga anak-anak tertarik untuk mengikutinya.
Para CEO atau Direktur bersama stafnya selain memasarkan secara offline di Kantin Putih Abu, mereka juga menerima pemesanan online atau COD. Bahkan yang sudah memesan ada pula dari Bali, Bandung, dan kota besar lainnya.
Share:

SMANTA Laksanakan Prakarya Pengolahan Makanan Khas Daerah Palembang


PARA siswa kelas XI SMA Negeri 3 Unggulan Palembang mengadakan kegiatan realisasi atau praktek pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) dengan materi Pengolahan makanan khas Palembang. Kegiatan ini di laksanakan pada jam pelajaran kelasnya masing-masing, dimana untuk hari ini, giliran kelas XI IPA 3 yang dibimbing oleh Amilawati, S.Pd., M.Kes (Rabu, 5/10/2016).
"Kegiatan praktek ini bertujuan melatih peserta didik mengolah dan memasarkan kuliner khas Palembang, seperti  pempek, model, tekwan, laksan, celimpungan dan srikaya, sehingga bisa menjadi modal kepada mereka sebagai alternatif bila ingin membuka usaha sendiri nantinya di masa yang akan datang," kata Amilawati.
Salah seorang peserta didik mengatakan bahwa :
"Kami sangat bangga dan senang mengikuti praktek mata pelajaran ini karena selama ini kami belajar melalui teori, namun pada hari ini kami mendapatkan prektek langsung pengolahan makanan tersebut. Semoga ilmu ini akan bermanfaat dan membantu kami setelah menyelesaikan studi natinya. Harapan kami, kami bisa mandiri dan mampu pula membuka usaha sendiri kedepan.




Share:

Siswa Jangan Puas Jadi Pekerja

Pihak Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN 2) Boyolali menggelar Program Pendidikan Kewira Usahaan (PKWU) dengan melibatkan 321 siswa kelas X, Rabu (1/8). Kegiatan yang mendatangkan  pembicara dari alumni sekolah ini bertujuan memberikan motivasi kepada siswa akan pentingnya jiwa kewirausahan.
"Kelak siswa jangan hanya puas menjadi pekerja saja," ucap kepala SMAN 2 Boyolali.
Suyanta mengungkapkan, pihaknya sengaja mendatangkan alumni sekaligus pengusaha agar Program PKWU tersebut tambah greget. Di antara alumni yang diundang adalah Eko Purwanto alumni sekaligus pengusaha penyulingan daun cengkih-minyak. Kemudian Budi Setyawan, alumni dan pemilik "Rejosari Penyet" Mojosongo, serta Heru Saleh, penerbit dan percetakan.
"Siswa harus dibekali jiwa enterprenuer yang disiplin, ulet, tangguh, pantang menyerah, tahan banting. Dari seluruh siswa nantinya semoga ada yang menjadi pengusaha sungguhan. Semoga kehadiran alumni ini menggugah motivasi pelajar khususnya kelas X," imbuh Suyanta. 
Budi Setyawan dalam paparannya menjelaskan, sebelum terjun menjadi pengusaha siswa harus punya tekad yang kuat. Jangan mudah menyerah, jangan takut gagal.
"Berusahalah menciptakan lapangan kerja," katanya.
Share:

PKWU SMAN 4 Cirebon Berkembang Positif

Program Kewirausahaan (PKWU) SMA Negeri 4 Kota Cirebon mengalami perkembangan positif di luar ekpektasi atau harapan.
Hasil program unggulan yang berupaya menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan siswa kelas X dipamerkan melalui Expo PKWU “Maju Bersama Hebat Semua”, Sabtu (16/12/2017) di lapangan olahraga sekolah setempat.
Produk dari 40 kelompok usaha atau perusahaan yang anggotanya adalah siswa kelas X ini dipamerkan dalam expo bertema “Penguatan Wirausaha Siswa sebagai Penopang Daya Saing Bangsa di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”.
Berbagai produk yang diproduksi 40 kelompok usaha dari mulai makangan hingga kerajinan tangan tersebut mendapat sambutan positif dari pengunjung expo. Antara lain perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Balai Pelayanan dan Pengawasan (BP3) Wilayah V Disdik Jabar, komite, orang tua siswa kelas X dan masih banyak lagi.
“Expo ini janji saya kepada para orang tua siswa saat itu. Dimana dari PKWU ini aka nada expo. Di luar ekspektasi, anak yang baru lulus SMP ternyata mampu mengelola perusahaan, dari mulai memproduksi hingga memasarkan. Bahkan, mereka mampu memasarkan via online. Mohon hal ini didukung orang tua agar mereka bisa terus percaya diri,” tutur Kepala SMAN 4 yang juga Penanggung Jawab Kewirausahaan, H Suroso, saat memberikan sambutannya.
Ditambahkan Suroso, dari 40 perusahaan yang dirintis siswa kelas X akan dipilih 10 yang terbaik. Selanjutnya dari 10 perusahaan kembali dipilih untuk mendapatkan 4 perusahaan. “Perusahaan yang terpilih 4 besar akan mendapatkan tambahan bantuan permodalan menjadi Rp 4 juta,” ujarnya.
Menurutnya, melalui PKWU tumbuh peluang-peluang di luar akademik yang dimiliki setiap siswa. Karena itu, PKWU yang didanai dari pemerintah pusat dan sharing komite sekolah akan dilakukan berkesinambungan.
Dalam laporannya, Penanggung Jawab PKWU yang merupakan Wakasek Humas SMAN 4, Yeni Nuriyani mengungkapkan, di samping mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), PKWU berorientasi mengubah cara pandang siswa, utamanya kepada 320 siswa kelas X (peserta program) agar memiliki karakter jujur, kerja keras, berani berinovasi dan kreatif.
“Se-Indonesia ada 204 sekolah yang mendapat bantuan PKWU, salah satunya di Jawa Barat dan khususnya Kota Cirebon adalah SMAN 4. Dan, Expo PKWU ini menjadi bukti siswa kelas X SMAN 4 mampu berwirausaha dan menjadi pengusaha,” tuturnya.
Namun demikian, diakuinya, dalam perkembangan PKWU ini menghadapi sejumlah kendala yaitu terbatasnya waktu mengembangkan usaha karena siswa mengutamakan belajar; masih rendahnya pemahaman siswa terhadap dunia usaha; kemampuan pendampingan yang masih harus ditingkatkan.
“Dari sejumlah kendala itu, kami mengusulkan beberapa hal yaitu agar penunjukkan sekolah kewirausahaan berkesinambungan, mengusulkan adanya event bersama untuk sharing wawasan dan membangun link. Selain itu mengusulkan adanya pelatihan di provinsi,” ungkapnya.
Kepala Seksi Kesiswaan, Bidang Pendidikan Menengah Umum, Disdik Jabar, Wiwin mengapresiasi PKWU yang dilaksanakan SMAN 4 Cirebon. “Ini sebagaimana program pemerintah menyiapkan pengusaha-pengusaha sejak di bangku sekolah. Apa yang dilakukan SMAN 4 Cirebon perlu dipertahankan dan dikembangkan, termasuk di sekolah lain,” katanya dalam sambutan mewakili kepala Disdik Jabar.
Sementara salah satu siswa dari Kelompok Usaha Laverpoool, Saskia Dyra mengaku senang adanya PKWU. Ia bersama delapan temannya mampu membangun perusahaan yang memproduksi jajanan ketempling rebon dan mango sticky rice. Dari modal usaha awal Rp 1 juta, ia mampu memproduksi dan memasarkan jajanan tersebut, baik secara konvensional maupun online.
“Selain dipasarkan ke orang-orang terdekat juga dijual online. Salah satunya ada pemesanan dari Surabaya 5 kg, ada juga permintaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Alhamdulillah produk kami bisa diterima,” tutur siswa kelas X IPA 4.
Sejak PKWU digulirkan sekitar 3 bulan, Saskia dan teman-temannya telah merasakan manisnya keuntungan memiliki perusahaan yang dikelola bersama. Dari produk cemilan yang diproduksinya mampu membagi keuntungan masing-masing anggota Rp 20 ribu.
Hingga kini, ia dan teman-temannya masih tetap memproduksi dua jenis cemilan tersebut hingga benar-benar dikenal dan diterima khalayak. Namun demikian, di balik kemampuannya bersama delapan rekannya membangun perusahaan dan mengelolanya, Saskia tetap mengutamakan atau menomorsatukan akademik.
Share:

Video Pembuatan Dompet Dari Kain Flanel

Video Pembuatan Salad Buah

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Teknis Budidaya Wortel

Panduan umum budidaya wortel Wortel ( Daucus carota L. ) merupakan tanaman sayuran yang diambil umbinya. Umbi wortel berwarna oranye t...

Your Name


Your Message*

Cari Blog Ini

ARCHIVES

Categories

LABELS

WELCOME TEXT

Blogger templates